Berbeda dengan pengkodean pada
gambar, terdapat banyak isu dan format di dalam pengkodean pada video:
a.
Chroma Subsampling
Karena jumlah data yang
dibuthkan untuk diolah jauh lebih besar, maka chroma subsampling merupakan hal yang cukup penting pada beberapa
format yang ada.
b.
Intraframe Compression
Teknik ini hampir sama
dengan yang digunakan pada pengkodean untuk frame
gambar, seperti JPEG. Teknik ini digunakan untuk menghapus redudansi pada
satu frame, yang kemudian digunakan
sebagai refrensi untuk IFS kompresi.
c.
Interframe
Compression
Teknik ini merupakan
teknik yang paling berbeda dan penting dalam pengkodean video. Interframe compression berguna untuk
menghilangkan redudansi temporal antara frame
yang sering disebut sebagai estimasi gerak dan komprensasi.
d.
Entropy Coding
Hampir sama dengan entropy coding pada pengkodean gambar
JPEG.
COMPRESSION TECHNIQUES FOR DIGITAL VIDEO CODING
Pengkodean
pada video bertujuan untuk pengurangan bitrate
dalam penyimpanan dan transmisi dengan menggunakan redudansi, baik pada
statistik dan subjektif untuk mengambil kelebihan dari informasi probabilistik
menggunakan teknik pengkodean entropi yang mengurangi simbol encoding length losslessly. Kompresi
video yang tinggi dapat terjadi dengan menurunkan kualitas video, mengukur frame-by-frame (atau rata-rata temporal)
puncak rasio signal-to-noise (PSNR).
Teknik yang digunakan dalam pengkodean video:
Simple Techniques
Teknik
kompresi yang paling sederhana biasanya digunakan untuk very-low-complexity untuk kompresi lossless. RLC merupakan teknik yang berguna untuk kompresi lossless pada simbol – simbol set
terbatas yang memiliki frekuensi tidak merata. Ketika dikombinasikan dengan entropy coding, Huffman code, atau arithmetic coding, RLC menjadi teknik
yang sangat efektif dalam mengkonversi data dari satu representasi simol ke
representasi simbol lain yang lebih memadai untuk entropy coding. Sebagai contoh dapat dilihat pada konversi
koefisien DCT terkuantisasi menjadi representasi menengah yang digunakan pada
format JPEG.
Subsampling and Interpolation
Hampir
semua teknik pengkodean video menggunakan subsampling
chroma. Prinsip dasar penggunaan subsampling
chroma adalah mengurangi dimensi spasial komponen chrominance dari masukan video, sehingga jumlah pixel harus dikodekan sebelum proses encoding dapat dikurangi. Subsampling chroma untuk mengurangi
dimensi spasial juga diterapkan dalam temporal
direction untuk mengurangi frame rate
sebelum pengkodean.
Entropy Coding
Merupakan
salah satu elemen paling dasar dalam standar pengkodean multimedia saat ini,
terutama dalam mengubah domain atau teknik pengkodean prediktif. Entropy coding dapat didahului dengan run-length.
Predictive Coding and Motion Estimation
Ketika
terdapat korelasi antara spasial atau temporal pixel berdekatan atau merubah domain koefisien, predictive coding dapat diterapkan
secara efektif. Dasar dari sistem predictive
coding, prediksi perkiraan pixel /
perubahan koefisien harus dikodekan berasal dari pengkodean informasi kode
sebelumnya yang telah dikirimkan. Perbedaan antara actual pixel atau transformasi koefisien dan nilai prediksi
biasanya terkuantisasi dan kode entropi, hal ini dikenal dengan teknik
diferensial pulsecode modulasi (DPCM).
Metode predictive coding juga dapat
dikombinasikan dengan run-length coding
procedure.
Hampir
semua standar kompresi video menggunakan teknik estimasi blok, satu gerak
vector diasumsikan mewakili satu gerakan blok (biasa disebut dengan macroblock) dari pixel yang berdekatan ketika adanya korelasi temporal antara dua frame yang berdekatan sedang digunakan.
Keuntungan dari menggunakan fixed-size
block adalah adanya algoritma yang simple
dan fakta bahwa tidak ada segmentasi informasi yang perlu ditransmisikan.
CODEC
Terdapat
beberapa macam CODEC yang digunakan pada pengkodean video, yaitu:
1. MPEG-1
Digunakan untuk penyimpanan media dan transfer rate tinggi
1. MPEG-2
Digunakan pada pemanfaatan SDTV hingga
HDTV supaya mempunyai kemampuan yang lebih baik
2. MPEG-4
Beda dengan codec sebelumnya, MPEG-4
ini ditambahkan audio dan visual yang biasa kita kenal AV.
3. MPEG-4 AVC
Digunakan sebagai standard
pengkompresian H.264/AVC, dan dijadikan sebagai standar akhir pada ITU-T Video Coding Experts Group (VCEG) serta
ISO/IEC Moving Picture Experts Group
(MPEG).
4. WMV-9
Codec
terbaru pada suite ini didasakan pada
teknologi yang dapat mencapai kualitas state-of-the-art
kompresi kualitas video dari bitrate
yang sangat rendah.
MINDMAP
No comments:
Post a Comment